Senin, 01 September 2014

MILAD KE-18 KMI PESANTREN MODERN AL-AZHAR BAHAUDIN

           Masih lekat dalam ingatan kala Delapan Belas Tahun silam engkau lahir dibawah iringan do’a yang dipanjatkan dan harapan mulia yang disematkan oleh para kiai-kiai se-Madura yang hadir secara khusus dalam Peresmian PESANTREN MODERN AL-AZHAR Tanggal 10 Agustus 1996 yang bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1417 H.
           Do’a restu dimohonkan kepada Allah, agar Pesantren ini menjadi pesantren yang besar dan diridhoi oleh Allah SWT, serta sebuah harapan agar supaya Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin (saat ini) menjadi pesantren yang melahirkan generasi robbi rodiyya dan menjadi mundzirul qoum yang senantiasa menegakkan kalimat LAA ILAHA ILLA_ALLAH.


Mereka yang hadir mendampingi Sesepuh KMI Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin “Nyai Hj. Siti Kartini Bahaudin”, Pimpinan dan pengasuh KMI Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin “KH. Ariskul Fikri Bahaudin”, dan direktur KMI Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin “KH. Asrory Hermany Bahaudin” dalam Peresmian tersebut adalah :
KH. ABD. WARITS ILYAS                    :   Pengasuh Ponpes AnNuqayyah, Guluk-guluk
KH. MOH. TIDJANI DJAUHARI         :   Pengasuh Ponpes Al-Amien, Prenduan
KH. MOH. IDRIS DJAUHARI              :   Mudir Ma’had Ponpes Al-Amien, Prenduan
KH. TAUFIKURRAHMAN                   :   Pengasuh Ponpes Mathlabul Ulum, Jambu Lenteng
KH. SYARQOWI                                   :   Pengasuh Ponpes Raudlatus Syabab, Pajung Batuputih
KH. SYAIFURRAHMAN                       :   Pengasuh Ponpes Nurul Huda, Pekandangan
 Dan lain sebagainya
Serta para keluarga yayasan pesantren (Putera-Puteri KH. Bahaudin Mudhary) termasuk para santri senior beliau, seperti ; Bapak H. MOHAMMAD HALIL, H. Wahab, Ust. SALAMUN, dan beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Sumenep.

ROMANTIKA TAHUN-TAHUN PERDANA

Masa transisi dari lembaga sebelumnya “SMA DAN SMP PESANTREN” menjadi PESANTREN MODERN AL-AZHAR sedikit banyak mempengaruhi terhadap perjalanan pesantren. Disatu sisi orang lebih mengenal SMA Pesantren daripada Pesantren Modern Al-Azhar itu sendiri dan pada sisi yang lain orang menganggap bahwa Al-Azhar mengikuti paham Muhammadiyah, yang dikarenakan Alm. KH. Bahaudin merupakan salahsatu tokoh Muhammadiyah.

Suatu tantangan bagaimana mengubah asumsi masyarakat tanpa harus door to door menyampaikan bahwa Al-Azhar bukan Muhammadiyah, agar nantinya banyak orang yang berminat untuk MONDOK di Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin.

Segala upaya dilakukan, dimulai dengan pembacaan yaasin, tahlil dan sholawat (hadrah) melalui speker (pengeras suara) yang dilaksanakan secara bergiliran disetiap malam jum’at ba’da maghrib. Termasuk pembacaan Talqin oleh KH. Moh. Tidjani Djauhari (atas inisiatif KH. Ariskul Fikri Bahaudin) pada saat Direktur KMI Al-Azhar, KH. Asrory Hermany Bahaudin wafat.


Lain daripada itu, penanaman ajaran Ahlus_sunnah wal_jama’ah dan motto Al-Azhar Berdiri Diatas Untuk Semua Golongan senantiasa dilakukan oleh Pimpinan-Pengasuh dan Direktur KMI Al-Azhar beserta asatidz, baik melalui kegiatan Silaturrahiem ataupun dalam Kuliah Umum Kepondokan (KUK). Alhamdulillah, sedikit demi sedikit asumsi miring dari masyarakat tersebut pudar dengan sendirinya.

BERKAT DUKUNGAN, KETELATENAN DAN RASA MEMILIKI

Masih kuat dalam ingatan kami, betapa berat perjuangan awal untuk mensyiarkan dan mengembangkan Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin. Lima tahun berjalan santri masih sulit untuk datang ke Al-Azhar dikarenakan banyak orang yang masih belum tahu tentang Al-Azhar Bahaudin, sehingga Ust. Abdurrahman Tsani membuat inisiatif mencetak kalender Tahun 2000 yang memuat foto-foto tentang pondok dengan tujuan mensyiarkan pesantren yang kemudian didistribusikan oleh para santri sendiri dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah sesuai dengan asal mereka datang. Seperti ; Dungkeng (Arhamus Syaudi), Gapura (Abd. Razak dan Bunawi), Pekandangan (Moh. Hasib dan Sarifto), Kapedi (Sunarto dan Kuryadi), Lenteng (Moh. Muassi dan Kusnadi), Batuputih (Noer Hayat, Khoiri, Moh. Saoqi dan safi’udin).

Selain itu, didalam Pesantren para asatidz setiap hari membimbing, mengayomi, serta tak jarang menempeleng, menyiram santri yang malas shubuh, dan menghukum santri yang melanggar disiplin baik Syari’ah, Lughah, dan Qonoun semata-mata demi tegaknya DISIPLIN. Disela-sela waktu sehabis sholat berjema’ah, Para asatidz senantiasa menasehati santri akan arti kehidupan dan untuk apa manusia diciptakan (ILLA LIYA’BUDUUN) dan menekankan agar selalu mengutamakan IBADAH diantara aktivitas-aktivitas yang lain. Subhaanallah Wal Hamdulillah.

Dalam bait Hymne Oh Pondokku disiratkan ; Oh pondokku tempat naung kita….. Rasa batin damai dan sentosa….. dilindungi Allah Ta’ala…..  Al-Azhar menjadi tempat bernaung kita, sebenarnya bukan hanya dalam urusan dunia, tetapi lebih-lebih dalam urusan akhirat dimana nanti kita akan berada ditempat yang tidak ada tempat bernaung. Al-Azhar telah mengajari kita bagaimana agar supaya nanti kita mendapat naungan Allah dari terik matahari (yang menurut riwayat hanya berjarak satu shak) dipadang mahsyar. Al-Azhar menanamkan Tauhid sebagai pondasi anak untuk menangkis budaya asing yang merusak akidah, membiasakan akhlak guna mencegah dekadensi moral yang terus mengikis.
Rasa Batin Damai Dan Sentosa kita rasakan dikarenakan Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin senantiasa membiasakan para santri untuk selalu beribadah (berjema’ah), menanamkan keikhlasan, menumbuhkan khusnud-dhon dan saling percaya antar elemen pesantren, mensucikan dan mensatukan hati antara santri, ustadz, dan kiai, karena satu keyakinan Albarookatu Ma’al Jama’ah.
Berawal dari pembiasaan itulah kami merasa Dilindungi Allah Ta’ala, disaat tidak adanya figur kiai di dalam Pesantren, KH. Ariskul Fikri Bahaudin (pimpinan dan pengasuh) masih berdomisili di surabaya, KH. Asrory Hermany Bahaudin (Direktur KMI Al-Azhar) yang menerima amanah kepengurusan pesantren juga tidak di dalam pesantren. Dengan ridho serta perlindungan Allah SWT kegiatan di Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin berjalan dengan baik dan lancar.


Diantara dewan asatidz Perdana yang berjuang untuk mengembangkan KMI Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin, yaitu ; Ust. Abdurrahman Tsanie (Banyuwangi), Ust. Hasbiyallah (Prenduan), Ust. Jali Abbas (Pekandangan), Ust. Rudi Swandono (Bondowoso), Ust. Salamon (Kebunagung), Ust. Moh. Salim (Pajagalan) ,Ust. Taufikurrahman (Pamolokan), Bapak Hanief (Bumi Sumekar), Bapak Drs. Subagio (Perumnas), Bapak Imam (Perumnas)… Syukron Jazilan Ya Asatidzanal Kirom.

AL-AZHAR FI DAURIS SYABAB
Alhamdulillah, tak terasa Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin telah memasuki masa remaja (Daurus Syabab/Adolecence). Kalo diibaratkan kepada pertumbuhan manusia, masa ini adalah masa transisi. Disebut transisi karena merupakan masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan.
Diusianya yang ke-18 tahun, Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin mempunyai harapan besar yang beriring do’a dari seluruh elemen pesantren agar tumbuh menjadi sosok dewasa yang bermartabat untuk mendidik generasi robbi rodiyyah dan menjadikan mundzirul qoum yang senantiasa menegakkan kalimat Laa Ilaaha Illa_allah menuju Izzil Islam wal Muslimien.
Harapan itu terpatri dan terpancar dari diri dewan asatidz dan para santri (terutama yang hadir dalam Istighosah Qubro 18th Al-Azhar) serta orang-orang yang peduli dan memiliki rasa cinta terhadap pesantren, karena Al-Azhar-lah salahsatu harapan (terutama para wali santri) untuk menyelamatkan anak-anaknya Min Syiddati Naarid_dunya waa Naaril_Akhiroh.

 

Santri-santri perdana yang hadir dalam istighosah tersebut bergantian memberikan testimony dan memberi semangat tentang bagaimana menjadi santri yang baik terutama bagi santri-santri baru tahun pelajaran 2014-2015. Ust. Abd. Rozak, S.Pd.I, selaku santri perdana (Experimen) KMI Pesantren Modern Al-Azhar mengatakan ; “Al-Azhar merupakan tempat untuk kita mengenal Allah lebih dalam, karena itu disinilah kita belajar sholat lebih baik, maka jika para santri tidak kerasan cobalah satu hari lagi, jika belum kerasan coba satu minggu, kalau belum kerasan coba satu bulan, apabila belum kerasan coba lagi satu, dua, atau tiga tahun, Insyallah akan lulus.”
     
 

Sementara itu, Ust. Hafidz Helmi, S.Pd.I (santri perdana kelas regular) mengatakan ; “Semua yang dilakukan bapak kiai dan ustadz di pesantren merupakan pendidikan, jadi tergantung bagaimana kita menyikapinya. Berusaha dan jangan lupa berdo’a, karena hanya dengan do’a urusan kita akan dimudahkan oleh Allah SWT… Semangat ” tutupnya.
Perayaan MILAD (Ulang Tahun) Ke-18 Pesantren Serasa lebih emosional dikarenakan ISTIGHOSAH dan doa bersama bukan hanya dikhususkan kepada para pendiri dan sesepuh Al-Azhar Bahaudin, tetapi kami juga khususkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas pemberian “mukjizat” kesembuhan kepada pimpinan-pengasuh, KH. Ariskul Fikri Bahaudin yang satu minggu sebelumnya (03 Agustus 2014) mengalami struk kedua kalinya.. Allahumma Antas_syaafii….


"SELAMAT ULANG TAHUN, OH PONDOK-KU

Tahun baru dan harapan baru untuk Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin. Alhamdulillah, bertepatan dengan MILAD pondok ke-18, pembukaan penerimaan santri baru Tahun Pelajaran 2014-2015 (Tgl. 01 Agustus 2014 sampai hari ini) telah berjumlah 21 orang. Adakah ini pertanda awal bagi kemajuan Al-Azhar ? Amieeeeennn.. Semoga besok, lusa, minggu depan dan seterusnya, santri akan terus berdatangan sehingga cita-cita seluruh pendiri lembaga, pimpinan-pengasuh dan seluruh elemen pondok bias tercapai.

Do’a dan Dukungan dari yayasan, pimpinan-pengasuh, para asatidz, alumni, temen-temen, dan seluruh pembaca kepada kami semua (pelaksana kegiatan pendidikan dan pengajaran) di Pesantren Modern Al-Azhar Bahaudin senantiasa kami harapkan, Semoga kami bisa menjaga amanah para wali santri yang MEMONDOKKAN putera-puteranya untuk didik menjadi muslim dan mukmin sejati. Semoga ke-Ridhoan Allah SWT selalu mengiringi langkah-langkah kami menuju Izzil Islam wal Muslimien.



Tahtal Qolami :
Ust. Safi’udin Al-Ma’aly, S.Pd.I
Ust. Ach. Mawardi, S.Pd.I

0 komentar: